,

Senin, 11 Juni 2012

Kambing dan Ayam Jago


 
Kambing Berjengger, Ayam Jago Bertanduk.


Di suatu kerajaan Semilikiti yang merupakan kawasan hutan yang lebat dengan dihuni oleh berbagai macam penduduk , mereka hidup     dengan rukun penuh kedamaian. Mereka saling membantu bila mereka mendapat kesulitan. Walau bukanlah manusia, mereka bisa berkomunikasi seperti kita. Meski itu hewan atau tumbuhan. Mereka berbicara layaknya manusia yang hidup bermasyarakat dan punya susunan pemerintahan.
                Pada suatu ketika sang raja hutan  (Singa) mempunyai hajat akan mengkhitankan putra sulungnya. Raja hutan sangat dihormati rakyatnya karena sifatnya yang ramah, arif, adil, jujur, asih dan suka menolong pada rakyatnya. Maka rja berkeinginan untuk mengundang rakyat seluruh kerajan Semilikiti, untuk berama-sama menyaksikan berbagai macam hiburan kesenian daerah itu dan juga ikut merasakan nikmatnya hidangan masakan para juru masak kerajaan yang terkenal itu.
                Dengan berjalannya waktu maka undangan itu disebar ke seluruh penjuru kerajaan. Tidak membedakan yang kaya dan yang miskin semuanya diundang oleh raja. Karena resepsi atau hajat yang diselenggarakan oleh raja sangatlah meriah. Dengan harapan agar rakyat senang. Juga termasuk kerajaan tetangga juga ikut diundang. Sehingga seluruh rakyat kerajaan sangat mengelu-elukan rajanya.
            Namum lain bagi Ayam Jago. Dia sangat sedih karena tidak bisa menghadiri undangan rajanya yang baru saja diterimanya dari kurir yang mengantarnya. Istrinya sedang sakit. Dalam lamunan dan kekesalnya itu tiba-tiba datang seekor kambing dan menyapanya,
“Hai, sobat, sedang apa koq kelihatan sedih ?” ucap kambing.
“Aku sedih dan malu, sedih karena istriku sakit, malu karena tidak dapat menghadiri undangan pesta raja dalam khitanan putranya” jawab Ayam Jago.
“Jangan sedih kawan, nanti aku yang hadir dan akan aku sampaikan permasalahanmu kepada baginda raja” ujar Kambing dengan bersemangat sok pahlawan.
“Terima kasih, kawan atas bantuan dan keikhlasan hatimu.”  guman Jago dengan lesu.
“Tapi gini kawan, kalau boleh aku pinjam tandukmu untuk kubawa kepesta dan Jenggerku kamu pakai aja dulu. Bagaimana? Setuju?” bujuk Kambing.
Kambing tidak menjawab tapi hanya menganggukkan kepala tanda setuju.  (Red. Memang para pembaca ketahui bahwa pada Zaman bahula awalnya kambing itu tidak mempunyai tanduk tapi mempunyai jengger. Sedangkan Ayam Jago tidak mempunyai Jengger tapi mempunyai tanduk).tanduk dan jengger adalah merupakan mahkota kebanggan hewan pada masa itu. Akhirnya mereka tukar pakai Mahkota tersebut walau Jago dengan berat hati dengan mahkota kebanggannya. Maka ditukarlah mahkota itu. Setelah dipakai kambingpun pamit pulang dengan gagahnya, karena menggunakan tanduk yang indah.
                Maka hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Pesta di istana paduka Raja telah dimulai dengan meriah dan gegap gempita. Bunyi-bunyian tetabuhan musik terdengar dengan irama yang merdu. Para penari mepertontonkan tariannya yang gemulai. Hidangan lezat-lezat sudah tersedia didepan para undangan. Ya.. begitulah pesta itu berlangsung sampai dua hari dua malam. Puaslah sang raja dengan pesta itu. Tapi sang raja kecewa dengan tidak hadirnya sang Jago. Untung kambing dengan cepat menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh Jago. Maka raja bisa memakluminya dengan penuh perasaan. Pesta selesai. Satu demi satu paraundangan berpamitan pulang. Termasuk kambing.
                Di kampung kombong nan jauh di sana  ayam Jago sudah menunggu kambing mengembalikan tanduk yang dipinjamnya. Tapi yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. Dengan hati sabar ditunggu sampai maghrib. Belum datang juga. Akhirnya jam 2.00 (malam) Jago datang kerumah kambing dengan mengetuk pintu dan sapaan sopan,”Blak.. blak.. blak..  Kukuruyuuukk..” ( dalam bahasa jawa  tok..tok.. tok..  endi sungukuuu.  Kukuruyuk kalau kita dengar itu seperti endi sunguku. Yang artinya  mana tandukku. Tanduk=sungu) ternyata apa jawab kambing ???  embeek.... ( dalam bahasa jawa  embeeek... =  emben....   yang artinya   lusa aja atau dua hari lagi.) maka pulanglah Jago kerumah yang istrinya sedang sakit. Kemudian dia gak bisa tidur memikirkan mahkotanya. Maka jam 03.30 menjelang subuh dia kerumah kambing dengan sapaan yang sama. Yaitu kukuruyuuukk... Maka jawaban kambingpun juga sama. Yaitu embeeeek.... mungkin kambing sudah berniat ingin menipu Jago agar mahkota ayam yang berupa tanduk itu menjadi miliknya. Dengan jawaban embeekk...  atau embeeen....   atau  lusa aja.... atau  dua hari lagi....
                Akhirnya dengan kucurangan kambing maka Jago harus rela memakai jengger dan kambing memakai tanduk hingga saat ini. Dan janji itu oleh Jago akan ditagih setiap jam 02.00 malam  dan  03.30 menjelang subuh setiap hari. Makanya ayam Jago berkokok pertma kali itu jam 02.00 dan 03.30 itu karena janji kambing untuk mengembalikan tanduknya kepada ayam Jago.
Demikian Postingan saya semoga jadi dongen pada anak menjelang tidur dan bisa diambil maknanya. Tulisan ini asli buah pikiranku karena di inspirasi oleh suara ayam Jago  Kukuruyuukk.....  dan   suara kambing  Embeeekkk.....  Mohn maaf bila tatanan kata dalam kalimat masih kurang pas buat pengunjung di Blog saya. dan jangan lupa tulis ya komentarnya.  Trim's atas kunjungannya.               Taryono. Pelabuhan Canggu.

0 komentar:

Posting Komentar