Di suatu kerajaan
Semilikiti
yang merupakan kawasan hutan yang lebat dengan dihuni oleh berbagai macam penduduk
, mereka hidup dengan rukun penuh kedamaian. Mereka saling membantu bila mereka
mendapat kesulitan. Walau bukanlah manusia, mereka bisa berkomunikasi seperti
kita. Meski itu hewan atau tumbuhan. Mereka berbicara layaknya manusia yang
hidup bermasyarakat dan punya susunan pemerintahan.
Pada suatu ketika sang raja hutan (Singa) mempunyai hajat akan mengkhitankan
putra sulungnya. Raja hutan sangat dihormati rakyatnya karena sifatnya yang
ramah, arif, adil, jujur, asih dan suka menolong pada rakyatnya. Maka rja
berkeinginan untuk mengundang rakyat seluruh kerajan Semilikiti, untuk berama-sama menyaksikan berbagai macam hiburan
kesenian daerah itu dan juga ikut merasakan nikmatnya hidangan masakan para
juru masak kerajaan yang terkenal itu.
Dengan berjalannya waktu maka undangan itu disebar ke
seluruh penjuru kerajaan. Tidak membedakan yang kaya dan yang miskin semuanya
diundang oleh raja. Karena resepsi atau hajat yang diselenggarakan oleh raja
sangatlah meriah. Dengan harapan agar rakyat senang. Juga termasuk kerajaan
tetangga juga ikut diundang. Sehingga seluruh rakyat kerajaan sangat
mengelu-elukan rajanya.
Namum lain bagi Ayam Jago. Dia sangat sedih karena
tidak bisa menghadiri undangan rajanya yang baru saja diterimanya dari kurir
yang mengantarnya. Istrinya sedang sakit. Dalam lamunan dan kekesalnya itu
tiba-tiba datang seekor kambing dan menyapanya,
“Hai, sobat, sedang apa koq
kelihatan sedih ?” ucap kambing.
“Aku sedih dan malu, sedih
karena istriku sakit, malu karena tidak dapat menghadiri undangan pesta raja
dalam khitanan putranya” jawab Ayam Jago.
“Jangan sedih kawan, nanti aku
yang hadir dan akan aku sampaikan permasalahanmu kepada baginda raja” ujar
Kambing dengan bersemangat sok pahlawan.
“Terima kasih, kawan atas
bantuan dan keikhlasan hatimu.” guman Jago
dengan lesu.
“Tapi gini kawan, kalau boleh
aku pinjam tandukmu untuk kubawa kepesta dan Jenggerku kamu pakai aja dulu. Bagaimana?
Setuju?” bujuk Kambing.
Kambing tidak menjawab tapi
hanya menganggukkan kepala tanda setuju. (Red. Memang para pembaca ketahui
bahwa pada Zaman bahula awalnya kambing
itu tidak mempunyai tanduk tapi mempunyai
jengger. Sedangkan Ayam Jago tidak mempunyai Jengger tapi mempunyai tanduk).tanduk dan jengger adalah
merupakan mahkota kebanggan hewan pada masa itu. Akhirnya mereka tukar pakai Mahkota tersebut walau Jago dengan berat hati
dengan mahkota kebanggannya. Maka ditukarlah mahkota itu. Setelah dipakai
kambingpun pamit pulang dengan gagahnya, karena menggunakan tanduk yang indah.
Maka hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Pesta di
istana paduka Raja telah dimulai dengan meriah dan gegap gempita. Bunyi-bunyian
tetabuhan musik terdengar dengan irama yang merdu. Para penari mepertontonkan
tariannya yang gemulai. Hidangan lezat-lezat sudah tersedia didepan para
undangan. Ya.. begitulah pesta itu berlangsung sampai dua hari dua malam. Puaslah
sang raja dengan pesta itu. Tapi sang raja kecewa dengan tidak hadirnya sang
Jago. Untung kambing dengan cepat menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh
Jago. Maka raja bisa memakluminya dengan penuh perasaan. Pesta selesai. Satu demi
satu paraundangan berpamitan pulang. Termasuk kambing.
Di kampung kombong nan jauh di sana ayam Jago sudah menunggu kambing mengembalikan
tanduk yang dipinjamnya. Tapi yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. Dengan
hati sabar ditunggu sampai maghrib. Belum datang juga. Akhirnya jam 2.00
(malam) Jago datang kerumah kambing dengan mengetuk pintu dan sapaan sopan,”Blak..
blak.. blak.. Kukuruyuuukk..” ( dalam
bahasa jawa tok..tok.. tok.. endi sungukuuu. Kukuruyuk kalau kita dengar itu seperti endi
sunguku. Yang artinya mana
tandukku. Tanduk=sungu) ternyata apa jawab kambing ??? embeek.... ( dalam bahasa jawa embeeek... =
emben.... yang artinya lusa aja atau dua hari lagi.) maka pulanglah
Jago kerumah yang istrinya sedang sakit. Kemudian dia gak bisa tidur memikirkan
mahkotanya. Maka jam 03.30 menjelang subuh dia kerumah kambing dengan sapaan
yang sama. Yaitu kukuruyuuukk... Maka jawaban kambingpun juga sama. Yaitu embeeeek....
mungkin kambing sudah berniat ingin menipu Jago agar mahkota ayam yang berupa
tanduk itu menjadi miliknya. Dengan jawaban embeekk... atau embeeen.... atau
lusa aja.... atau dua hari
lagi....
Akhirnya dengan kucurangan kambing maka Jago harus
rela memakai jengger dan kambing memakai tanduk hingga saat ini. Dan janji itu
oleh Jago akan ditagih setiap jam 02.00 malam
dan 03.30 menjelang subuh setiap
hari. Makanya ayam Jago berkokok pertma kali itu jam 02.00 dan 03.30 itu karena
janji kambing untuk mengembalikan tanduknya kepada ayam Jago.
Demikian Postingan saya semoga
jadi dongen pada anak menjelang tidur dan bisa diambil maknanya. Tulisan
ini
asli buah pikiranku karena di inspirasi oleh suara ayam Jago
Kukuruyuukk..... dan
suara kambing Embeeekkk..... Mohn maaf bila tatanan kata dalam kalimat
masih kurang pas buat pengunjung di Blog saya. dan jangan lupa tulis ya
komentarnya. Trim's atas kunjungannya. Taryono.
Pelabuhan Canggu.
0 komentar:
Posting Komentar